Jumat, 29 Agustus 2014

Tanam padi usia muda



TANCEP

Tancep adalah istilah menanam padi dalam terminologi jawa. Tancep yang maju disebut “taju” dan tencep yang mundur disebut “tandur”. Di beberapa tempat “taju” sering dipakai pada istilah penanaman kedelai atau jagung. Hal ini disebabkan karena rata-rata wilayah yang menyebut istilah taju adalah penanaman holtikultura menanam padi dengan cara mundur (tandur).
Bukan istilah maju atau mundurnya, yang menarik disini adalah mengapa masyarakat jawa menyebut istilah untuk menanam adalah tancep. istilah tanam sendiri pada dasarnya adalah “teblok” (memasukkan dalam tanah) dan mungkin merupakan pengembangan dari kata ciblok/tibo (jatuh). Tancep diterjemahkan menjadi “teblok cetek pituture” (ditaruh dangkal kata-katanya) secara jawa kata “cetek” bermakna dangkal  dalam penanaman terutama padi ini meliputi :
1.       Dangkal umurnya atau tidak terlalu tua (usia dibawah 15 hari)
2.       Dangkal tanamnya (kedalaman tidak boleh lebih dari 1,5 cm) 
3.       Dangkal airnya (dalam kondisi macak-macak)
Penanaman dangkal ini akan memberi banyak keuntungan dan kemudahan, keuntungan yang di dapat adalah :
1.       Tanaman lebih aman, pembenihan yang melebihi usia 15 hari akan cenderung rawan sebagai tempat bertelur berbagai macam penyakit. Selain penyakit pada usia diatas 15 hari ini tanaman padi telah berpisah dari gabah sebagai suplai makanan yang dibutuhkan bakal individu.
2.       Peranakan lebih banyak, munculnya anakan bagi tanaman terutama padi sangat dipengaruhi oleh berapa lama pertumbuhan masa vegetatif berjalan. Penanaman muda memberi kesempatan pertumbuhan masa vegetatif lebih lama.
3.       Unsur unsur tanah atau partikel tanah yang kaya akan sumber makanan bagi tanaman berada diatas permukaan tanah. Penanaman yang dangkal akan membantu tanaman baru segera memperoleh makanan dan terpacu menyebarkan perakaran di permukaan tanah. Hal ini akan membuat tanaman lebih kokoh, sebaran akar lebih banyak dan makanan atau pupuk mudah teraplikasi dengan sempurna.
4.       Air akan memberikan kesulitan pada tanaman muda dan dangkal sehingga air harus “macak-macak” hal ini juga akan memberikan kemudahan bagi tanah untuk mengunci “ngancing” tanaman muda. Sehingga tanaman tidak mudah roboh apabila terkena air dalam jumlah besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar