Sabtu, 15 November 2014

PEMBUATAN KOMPOS

[Enter Post Title Here] PEMBUATAN KOMPOS SUPER A. Fungsi dan peranan kompos dalam kesuburan tanah : 1. Kompos memiliki komposisi unsur yang kompleks dan sangat dibutuhkan tanaman. 2. Kompos memiliki banyak pengurai yang masih hidup terutama kompos yang tidak melalui proses granulator. Proses granulator dengan suhu yang tinggi akan membunuh banyak mirobia pengurai yang sangat dibutuhkan tanah dan tanaman untuk meningkatkan KTK tanah. 3. Kompos akan membuat struktur tanah baik kimia tanah, sifat fisik tanah dan sifat biologi tanah. 4. Perbaikan sifat-sifat tanah akan memberikan kemudahan bagi tanaman dalam berkembang menghasilkan produk lebih banyak dan berkualitas. B. Bagaimana alur logika hubungan tanah mikrobia dan kompos. Kompos dengan kandungan yang kompleks akan memberikan ketersediaan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman baik makro dan mikro. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana latar belakang tanah yang baik itu berasal. Trainer menjelaskan bahwa tanah berasal dari 2 unsur penting dalam kehidupan. Pelapukan batuan dan pelapukan organisme hidup. Pelapukan batuan akan memberikan gambaran bagaimana ketersediaan mineral tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sebagai tempat hidup yang potensial. Pelapukan organisme hidup akan memberikan ketersediaan unsur-unsur yang diperlukan tanaman sebagai “makanan” penopang hidup bagi tanaman. Kedua pelapukan ini akan membutuhkan mikroorganisme pengurai untuk merumbah kompleksitas unsur-unsur hara menjadi makanan yang tersaji bagi tanaman. Intuk itulah diperlukan mikrobia pengurai untuk memproses unsur-unsur yang terikat dalam senyawa kompleks menjadi unsur-unsur yang siap konsumsi oleh tanaman. Keistimewaan kompos dibandingkan dengan pupuk-pupuk yang lain. trainer menambahkan bahwa pupuk kimia atau selain kompos yang belum tergranulator hanya menyediakan unsur kebutuhan hidup tanaman tetapi tidak melakukan proses penguraian dan penyediaan makanan secara instan kepada tanah atau tanaman. Pupuk-pupuk semacam mengandalkan mikrobia yang ada ditanah untuk bekerja dan mengurai menjadi bahan yang tersaji untuk dikonsumsi tanaman. Lama kelamaan mikrobia tanah akan berkurang dari keberadaan residu dari bahan-bahan tersebut yang akhirnya bersifat racun apabila tidak lekas terurai. Penggunaan ZA yang berlebihan pospat yang berlebihan akan menghambat terserapnya unsur lain yang diperlukan tanaman. Karena ikatan tanah terhadap unsur-unsur tersebut akan lebih kuat dibanding serapan KTK tanaman. Memberikan bahan organik sebagai tempat habitat yang baik bagi mikrobia, menyediakan unsur yang bagus untuk tanaman dan menyehatkan tanah. C. Proses pembuatan biodekomposer dengan menggunakan rumen. Rumen diambil dari limbah pemotongan ternak (isi lambung kedua sapi). Sumber bakteri ini harus diisolasi atau dihidupkan dalam media : bekatul, gula, air kelapa, dan terasi. Komposisi : 1. Bekatul 2. Gula 3. Terasi 4. Air kelapa D. Pembuatan kompos komplek Trainer melakukan identifikasi bahan kompos yang tersedia : 1. Kotoran kambing 2. Kotoran sapi 3. Kotoran ayam 4. Sekam 5. Hijauan 6. Batang pisang 7. Jerami 8. Kapur zeolit 9. Kapur dolomit Pengurai : 1. Mikrobia Rumen 2. Bekatul 3. Gula 4. Terasi 5. Air kelapa Cara pembuatan 1. Penyiapan lokasi : a. Lokasi yang dipilih adalah yang tidak memungkinkan terkena sinar matahari terik secara langsung b. Lokasi terhindar dari siraman air hujan c. Lokasi cukup lapang dan bersih dan memudahkan bagi kerja. 2. Pencampuran inoculan bahan pengurai a. Air 100 liter b. Rumen 3 liter c. Bekatul 3 – 5 kg d. Gula 1,5 kg e. Air kelapa 10 liter f. Terasi 1 kg 3. Kesemua bahan pelarut inoculan dicampur dalam drum dan ditambahkan air 100 lt 4. Bahan organanik disusun bersap (berlapis) dengan ketebalan 10 – 15 cm a. Lapisan pertama jerami b. Lapisan kedua kotoran sapi c. Lapisan ketiga hijauan d. Lapisan keempat kotoran domba e. Lapisan kelima batang pisang f. Lapisan keenam kotoran ayam g. Lapisan ketuju jerami 5. Pada setiap lapisan ; a. Dilakukan penyiraman dengan menggunakan larutan inoculan b. Dlakukan penaburan secara tipis kapur dolomit c. Dilakukan penaburan sekam secara tipis merata. 6. Pelapisan dilakukan terus menerus hingga semua bahan tersusun secara rapi dan rata. 7. Setelah semua bahan tersusun rapi dan rata dilakukan penutupan a. Penutupan dengan kotoran sapi secara rata dengan ketebalan 10 – 15 cm b. Penutupan dengan terpal secara rapi dan rapat sedikit mungkin hindari rongga yang ada dalam kompos hal ini akan membantu proses pengomposan secara an aerop. 8. Dilakukan pengadukan pada : a. Minggu I pengadukan dilakukan secara rata dan dilakukan penyiraman bakteri inoculan apabila didapat bahan organik mengalami kekeringan b. Minggu II dengan tidak dilakukan penyiraman c. Minggu III dengan tidak dilakukan penyiraman d. Setiap melakukan pengadukan usahakan dilakukan penutupan terpal secara rapi dan hindarkan sedikit mungkin adanya rongga dalam susunan bahan organik. 9. Tanda jadi : a. Kompos akan berwarna seragam hitam kecoklatan b. Kadar air sekitar 40 – 60 % (tidak menggumpal saat di kepal) c. Tidak ada aroma kotoran ternak 10. Bagi kompos yang sudah jadi tidak perlu dilakukan penutupan yang kecuali akan tidak segera digunakan 11. Bahan kompos yang sudah jadi sudah siap untuk dilakukan penggilingan (penghalusan dan pengemasan) E. Kompos yang baik dihasilkan dari kompleksitas bahan baku sebagai bahan pembuatanya, dilihat dari kompleksitas bahan baku yang ada dalam kompos ini maka bisa diyakinai bahwa kompos yang dibuat pada siang hari ini merupakan kompos dengan komposisi cukup ideal dan baik. Untuk itu kalau kompos ini sudah jadi maka bisa dilakukan pengujian kompos dengan menggunakan beberapa jenis tanaman atau dengan uji laboratorium. tukir